Studi ungkap penderita ADHD yang lebih rentan berperilaku berisiko

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Stanford telah mengungkap bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih rentan untuk berperilaku berisiko dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan tersebut.

ADHD adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat berlanjut hingga masa dewasa. Penderita ADHD seringkali mengalami kesulitan dalam memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lama, impulsif, dan hiperaktif. Gangguan ini dapat memengaruhi kinerja akademis, sosial, dan emosional seseorang.

Dalam studi ini, para peneliti menggunakan data dari National Longitudinal Study of Adolescent Health yang melibatkan lebih dari 15.000 remaja Amerika. Mereka menemukan bahwa remaja yang mengalami ADHD memiliki tingkat perilaku berisiko yang lebih tinggi, seperti merokok, minum alkohol, dan berhubungan seksual tanpa pengaman.

Peneliti juga menemukan bahwa faktor-faktor seperti depresi, kecemasan, dan kurangnya dukungan sosial dapat memperburuk perilaku berisiko pada penderita ADHD. Hal ini menunjukkan pentingnya mendukung penderita ADHD dengan memberikan perhatian dan dukungan yang tepat.

Studi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara ADHD dan perilaku berisiko, serta memberikan dorongan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif untuk membantu penderita ADHD mengelola gangguan mereka dengan lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini, diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita ADHD dan mengurangi risiko perilaku berisiko yang dapat membahayakan mereka.